Yang tercipta di antaramu, Perempuan
Yang tersimpan di kedalaman rahasia
Yang terjauh, namun selalu bisa kusentuh
Yang terjatuh tanpa pernah mengeluh
Istriku...
Di beranda, kita berpegangan tangan
Membicarakan usia sebuah kenangan
Membangun masadepan sebuah pelukan
Dan senja, serupa sebuah perayaan
Suatu pagi,
Engkau membuka mata dan jendela kamar kita
Melihat burung-burung kecil berkicau
Menjatuhkan dedaunan di dahan
Menggugurkan satu harapan
Sementara doa-doa tumbuh di halaman
Di rumah kita nanti, Istriku..
Engkau adalah koran yg kubaca setiap pagi
Kau seduhkan sepi dalam secangkir kopi
Serupa semesta yg tidak lagi sepi
Di depan rumah ini, nanti
Kau tanam beribu bunga matahari
Dan kau hadiahi aku payung merah hati
Katamu, agar langit tak lagi sedih, suamiku..
Pakailah saat hujan turun nanti!
Di kamar tidur kita nanti,
Langit-langit tiada lagi kelam
Sebab, ada yg selalu abadi
Ada rindu yg terobati, oleh malam
Kelak, engkau jangan pernah cemburu, Istriku..
Sebab, aku akan seperti gurita
Yang memiliki delapan tangan untuk memelukmu
Juga anak-anak kita nanti
Setiap pagi, seusai mandi
Engkau bercermin,
Katamu, kau melihat sebuah kebahagiaan
Sambil memelukku, kesedihan tak lagi kau temukan
Untukmu, Istriku..
Kutanam sejuta kebaikan
Dan kau yg menyirami dengan pelukan
Dengan doa sebagai pemetiknya
Untukmu kutulis yg tak terkatakan pagi
Yang tak terjamah sinar matahari
Untukmu, Bunda..
Ibu dari anak-anakku..
Yang tersimpan di kedalaman rahasia
Yang terjauh, namun selalu bisa kusentuh
Yang terjatuh tanpa pernah mengeluh
Istriku...
Di beranda, kita berpegangan tangan
Membicarakan usia sebuah kenangan
Membangun masadepan sebuah pelukan
Dan senja, serupa sebuah perayaan
Suatu pagi,
Engkau membuka mata dan jendela kamar kita
Melihat burung-burung kecil berkicau
Menjatuhkan dedaunan di dahan
Menggugurkan satu harapan
Sementara doa-doa tumbuh di halaman
Di rumah kita nanti, Istriku..
Engkau adalah koran yg kubaca setiap pagi
Kau seduhkan sepi dalam secangkir kopi
Serupa semesta yg tidak lagi sepi
Di depan rumah ini, nanti
Kau tanam beribu bunga matahari
Dan kau hadiahi aku payung merah hati
Katamu, agar langit tak lagi sedih, suamiku..
Pakailah saat hujan turun nanti!
Di kamar tidur kita nanti,
Langit-langit tiada lagi kelam
Sebab, ada yg selalu abadi
Ada rindu yg terobati, oleh malam
Kelak, engkau jangan pernah cemburu, Istriku..
Sebab, aku akan seperti gurita
Yang memiliki delapan tangan untuk memelukmu
Juga anak-anak kita nanti
Setiap pagi, seusai mandi
Engkau bercermin,
Katamu, kau melihat sebuah kebahagiaan
Sambil memelukku, kesedihan tak lagi kau temukan
Untukmu, Istriku..
Kutanam sejuta kebaikan
Dan kau yg menyirami dengan pelukan
Dengan doa sebagai pemetiknya
Untukmu kutulis yg tak terkatakan pagi
Yang tak terjamah sinar matahari
Untukmu, Bunda..
Ibu dari anak-anakku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar